Perbedaan
Salahkah aku menaruh harap pada dia yang berbeda keyakinan denganku, Tuhan?
Nyatanya rasa itu tercipta, tak ku sengaja rupanya, ketika semesta menepati jumpa. Tuhan, apa boleh aku menoreh rasa?
Haruskah aku membunuh apa yang telah aku ciptakan, sebuah rasa yang berlanjut menjadi takut kehilangan? Haruskah aku melepasnya pergi, ketika aku benar-benar mengharapkannya lebih?
Pada semesta aku memohon. Sehingga aku menjadi pendoa yang pendosa, karena kian hari aku kian memaksakanmu dalam doa. Padahal, semesta sudah menjawab. Dan tidak adalah jarak yang tak kasat mata, tumbuh tinggi sepanjang hari. Membentengi kita.
Sungguh, bagiku yang paling menyakitkan bukan ditinggal mati oleh sang kekasih atau tiada restu dari empunya hati, melainkan kita yang dibalut rasa perbedaan namun tetap memaksa untuk selalu mengasihi.
Pada akhirnya semua harus terhenti, aku berhenti berusaha dan memaksa. Bukan karena sudah menemu ujung lelah. Percuma saja, ketika doa kita tidak pernah satu dan menyatu, takkan pernah kita temu pengabulan. Nyatanya kita memang beda.
Terima kasih telah hadir meski sementara, semoga kelak diantara kita menemukan yang seiman, agar tiada lagi sakit atas kepergian dan perbedaan.
Aku pergi, selamat tinggal dan jangan lupa tetaplah bahagia.
Nyatanya rasa itu tercipta, tak ku sengaja rupanya, ketika semesta menepati jumpa. Tuhan, apa boleh aku menoreh rasa?
Haruskah aku membunuh apa yang telah aku ciptakan, sebuah rasa yang berlanjut menjadi takut kehilangan? Haruskah aku melepasnya pergi, ketika aku benar-benar mengharapkannya lebih?
Pada semesta aku memohon. Sehingga aku menjadi pendoa yang pendosa, karena kian hari aku kian memaksakanmu dalam doa. Padahal, semesta sudah menjawab. Dan tidak adalah jarak yang tak kasat mata, tumbuh tinggi sepanjang hari. Membentengi kita.
Sungguh, bagiku yang paling menyakitkan bukan ditinggal mati oleh sang kekasih atau tiada restu dari empunya hati, melainkan kita yang dibalut rasa perbedaan namun tetap memaksa untuk selalu mengasihi.
Pada akhirnya semua harus terhenti, aku berhenti berusaha dan memaksa. Bukan karena sudah menemu ujung lelah. Percuma saja, ketika doa kita tidak pernah satu dan menyatu, takkan pernah kita temu pengabulan. Nyatanya kita memang beda.
Terima kasih telah hadir meski sementara, semoga kelak diantara kita menemukan yang seiman, agar tiada lagi sakit atas kepergian dan perbedaan.
Aku pergi, selamat tinggal dan jangan lupa tetaplah bahagia.
Agustus, 2018
Komentar
Posting Komentar