Selamat Ulang Tahun..
Pernah bahagia kita merekah begitu indah, saat lantunan rindu adalah alasan sebuah pertemuan. Saat kita menjadi alasan segala suka dan duka. Saat aku menjadi pendingin pertama saat kamu marah, menjadi sandaran yang pertama saat kamu ada masalah. Menjadi saksi atas berbagai prestasi yang tak henti kamu ceritakan. Dan menjadi kawan untuk menghabiskan waktu dari senja sampai senja berikutnya. Kamu tak pernah menuntutku untuk menjadi seperti yang kau inginkan, aku pun melakukan hal yang sama. Kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita akan saling memperjuangkan dengan sangat. Seperti perjuangku dulu untuk mendapatkanmu. Menjadi yang pertama bagimu tidaklah mudah, aku harus mengikhlaskan banyak waktu dan kesabaran untuk mengajarimu berbagai hal. Terutama bagaimana mencintai dan menyayangi tanpa mengharapkan balasan rasa yang sama.
Kita sama-sama saling belajar bagaimana mencintai dengan sebaik-baiknya, mengutamakan kebahagiaanmu tanpa aku harus merasa sedih dan kecewa. Kamu mengajariku arti sebuah perjuangan dan pengorbanan, dan memang tidak ada yang mudah. Setiap jalan yang kutempuh semuanya berliku dan berduri, tak jarang juga rasa lelah ingin menyerah mengerogoti pikiranku. Namun, lagi-lagi kamu menunjukkan bahwa akan selalu ada cerita indah dibalik setiap perjuangan, dan hasil tidak akan pernah mengkhianati proses. Bukanlah pengorbanan namanya jika tidak terasa berat, bukan pengorbanan jika tak ada luka. Semua yang kulakukan atas nama pengorbanan dan perjuangan. Hingga kita sama-sama tahu apa yang dinamakan cinta, ketulusan dan keikhlasan.
Kita bisa saling mengerti tanpa harus mengungkapkan bahwa tak ada yang lain, kita begitu bahagia. Seakan dunia ikut merestui hubungan kita, seakan semua yang kita lakukan membawa kebahagiaan tersendiri. Kita saling menceritakan satu sama lain sebagai kesayangan. Setiap cerita, kejadian, mimpi, pencapaian, harapan, hingga lelah seharian, kita (aku dan kamu) saling mengisi bergantian. Saat menangis tertampunglah seluruh air matamu di dadaku. Begitupulah saat bahagia, terbagi dengan bijaksana. Semua terbagi secara optimal dan terasa begitu menghangatkan. Terlebih ketika aku harus menungguimu berjam-jam untuk mendengarkan keluh kesahmu, menemanimu makan, atau hanya sekedar menghabiskan bensin motor, bahkan hanya untuk mengantarmu kembali ke pelukan "Momon". Satu-satunya sosok yang sangat kucemburui, sebab dialah penggantiku jika aku sekali waktu tak ada untuk dia.
Aku masih ingat setiap detail cerita kita, di jalan setapak yang berdampingan dengan sungai kecil yang banyak ditumbuhi putri malu. Tempat dimana pertama kali kau merangkul dan mencium pipiku. Tempat dimana kamu biasa menghapus bedakmu yang terlihat begitu tebal, tempat kamu ketakutan saat melihat beberapa anak jalanan yang tidur dibelakang emperan rumah makan. Main ayunan di komplek perumahan, kamu begitu takut saat kugoyangkan ayunan sedikit kencang, bahagiamu waktu itu tak dapat tertutupi. Setiap melakukan hal-hal kecil kecil yang menurutku sudah bosan kulakukan, justru kamu begitu menginginkan, dengan rengekan khasmu itu sambil memohon padaku. Laoratorium, Kelas, Lorong kampus, Handphone, Kosan, dan tempat-tempat lain yang sering kukunjungi diam-diam. Jika kamu sudah melupakan semua kenangan itu dan kini yang kamu ingat hanya luka yang kuberikan, kamu boleh pilih bagian mana yang mau kamu dengarkan saat merindukan semua itu atau saat kamu butuh hiburan. Aku akan dengan senang hati membuka setiap lembar dan dengan sabar menceritakan setiap bagian kenangan kita untukmu. Bagiku cerita denganmu tak akan pernah usang dan berdebu.
Kini aku hanya bisa menyampaikan beribu maaf atas semua kesalahanku dimasa lalu. Meninggalkanmu dengan alasan yang aku sendiri belum tahu apa. Dan dengan senyuman kamu menerima semua itu, tanpa pernah menahanku pergi. Kamu lebih mengutamakan keahagiaanku sehingga tanpa sadar kita sama-sama terluka. Tanpa kamu tahu bahwa kamulah bahagiaku, dengan menahanku pergi maka aku akan tetap disampingmu. Menikmati sungging senyummu. Maaf untuk beribu kisah dan cerita yang menyakitkan, kini aku berharap kamu lebih tegar dan lebih kuat. Lebih positif dalam berpikir, lebih bisa menahan ego, dan yang paling utama kamu bisa sedikit tidak sembrono lagi. Terima kasih untuk semua kisah itu, untuk semua tawamu, untuk semua hitam putih, dan untuk luka yang membuatku lebih kuat. Sekali lagi terima kasih utuk semuanya. Selamat ulang tahun EnH. Semoga semua yang kamu inginkan bisa terwujud dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Kita sama-sama saling belajar bagaimana mencintai dengan sebaik-baiknya, mengutamakan kebahagiaanmu tanpa aku harus merasa sedih dan kecewa. Kamu mengajariku arti sebuah perjuangan dan pengorbanan, dan memang tidak ada yang mudah. Setiap jalan yang kutempuh semuanya berliku dan berduri, tak jarang juga rasa lelah ingin menyerah mengerogoti pikiranku. Namun, lagi-lagi kamu menunjukkan bahwa akan selalu ada cerita indah dibalik setiap perjuangan, dan hasil tidak akan pernah mengkhianati proses. Bukanlah pengorbanan namanya jika tidak terasa berat, bukan pengorbanan jika tak ada luka. Semua yang kulakukan atas nama pengorbanan dan perjuangan. Hingga kita sama-sama tahu apa yang dinamakan cinta, ketulusan dan keikhlasan.
Kita bisa saling mengerti tanpa harus mengungkapkan bahwa tak ada yang lain, kita begitu bahagia. Seakan dunia ikut merestui hubungan kita, seakan semua yang kita lakukan membawa kebahagiaan tersendiri. Kita saling menceritakan satu sama lain sebagai kesayangan. Setiap cerita, kejadian, mimpi, pencapaian, harapan, hingga lelah seharian, kita (aku dan kamu) saling mengisi bergantian. Saat menangis tertampunglah seluruh air matamu di dadaku. Begitupulah saat bahagia, terbagi dengan bijaksana. Semua terbagi secara optimal dan terasa begitu menghangatkan. Terlebih ketika aku harus menungguimu berjam-jam untuk mendengarkan keluh kesahmu, menemanimu makan, atau hanya sekedar menghabiskan bensin motor, bahkan hanya untuk mengantarmu kembali ke pelukan "Momon". Satu-satunya sosok yang sangat kucemburui, sebab dialah penggantiku jika aku sekali waktu tak ada untuk dia.
Aku masih ingat setiap detail cerita kita, di jalan setapak yang berdampingan dengan sungai kecil yang banyak ditumbuhi putri malu. Tempat dimana pertama kali kau merangkul dan mencium pipiku. Tempat dimana kamu biasa menghapus bedakmu yang terlihat begitu tebal, tempat kamu ketakutan saat melihat beberapa anak jalanan yang tidur dibelakang emperan rumah makan. Main ayunan di komplek perumahan, kamu begitu takut saat kugoyangkan ayunan sedikit kencang, bahagiamu waktu itu tak dapat tertutupi. Setiap melakukan hal-hal kecil kecil yang menurutku sudah bosan kulakukan, justru kamu begitu menginginkan, dengan rengekan khasmu itu sambil memohon padaku. Laoratorium, Kelas, Lorong kampus, Handphone, Kosan, dan tempat-tempat lain yang sering kukunjungi diam-diam. Jika kamu sudah melupakan semua kenangan itu dan kini yang kamu ingat hanya luka yang kuberikan, kamu boleh pilih bagian mana yang mau kamu dengarkan saat merindukan semua itu atau saat kamu butuh hiburan. Aku akan dengan senang hati membuka setiap lembar dan dengan sabar menceritakan setiap bagian kenangan kita untukmu. Bagiku cerita denganmu tak akan pernah usang dan berdebu.
Kini aku hanya bisa menyampaikan beribu maaf atas semua kesalahanku dimasa lalu. Meninggalkanmu dengan alasan yang aku sendiri belum tahu apa. Dan dengan senyuman kamu menerima semua itu, tanpa pernah menahanku pergi. Kamu lebih mengutamakan keahagiaanku sehingga tanpa sadar kita sama-sama terluka. Tanpa kamu tahu bahwa kamulah bahagiaku, dengan menahanku pergi maka aku akan tetap disampingmu. Menikmati sungging senyummu. Maaf untuk beribu kisah dan cerita yang menyakitkan, kini aku berharap kamu lebih tegar dan lebih kuat. Lebih positif dalam berpikir, lebih bisa menahan ego, dan yang paling utama kamu bisa sedikit tidak sembrono lagi. Terima kasih untuk semua kisah itu, untuk semua tawamu, untuk semua hitam putih, dan untuk luka yang membuatku lebih kuat. Sekali lagi terima kasih utuk semuanya. Selamat ulang tahun EnH. Semoga semua yang kamu inginkan bisa terwujud dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
- 8 Mei 2017, HnE.
Komentar
Posting Komentar