U(ngk)apan Rindu
Saat rindu hadir setiap saat, dan temu hanyalah sebatas angan. Angan tentang pertemuan denganmu walau hanya sekejap saja. Rindu begitu membuncah ketika kamu mulai menghilang dengan kesibukanmu yang entah apa, aku tak pernah mengetahuinya. Sekilas terbesit tanya kenapa kamu seakan tak pernah peduli terhadapku? Sesibuk apapun aku pasti kuluangkan waktu untukmu, selalu aku ada untukmu. Supaya sungging senyum indah itu tak hilang. Itu membuat dadaku terasa sangat sesak, kau menghilang dengan berbagai alasan. Bagiku yang paling pahit bukanlah buah pare, tapi kenyataan bahwa setelah kau bilang sayang padaku saat itu juga kau mulai menghilang tanpa kabar. Aku tak pernah takut akan kehilangmu, yang aku takutkan adalah terbiasa tanpa kabarmu.
Berapa harga waktumu satu jam? Ingin rasanya kubeli satu jammu itu. Bagiku sudah lebih dari cukup satu jam bisa bersamamu, biar sisanya kunikmati kamu dipikiranku. Masih terngiang dikepala ketika kau bilang "kalau kamu memang benar-benar sayang sama aku, kamu akan bertahan apapun yang terjadi", inikah balasan dari bertahanku untukmu? Karena aku sayang padamu bukan berarti kamu bisa menyakitiku seenaknya. Kamu tahu rasanya diabaikan? Kamu tahu rasanya ditinggalkan? Kamu tahu rasanya obrolan tak di balas dengan alasan handphone dalam mode diam, handphone habis baterai, tidak main hape seharian, kamu tahu rasanya? Padahal setiap ketemu, handphone tak pernah lepas dari matamu, juga dari tanganmu.
Waktu tidurmu lebih berharga daripada aku. Seharian kamu sibuk entah melakukan apa, setahuku kamu hanya dirumah tidak kerja. Lalu apa kesibukanmu sampai tak kau sediakan sedikitpun waktumu untukku? Jangan seporsi, sisa-sisa aku akan tetap melahapnya. Menjelang malam kau hanya balas obrolan seperlunya saja. Kamu tiba-menghilang dan muncul disiang hari dengan alasan ketiduran. Maaf jika aku harus mengingat semua ini, maaf bukan inginku juga. Dengan otomatis otakku mengingat apapun itu tentangmu. Sesakit inikah mencintaimu!
Jika memang kamu pernah merasakan semua ini, tidak mungkin kamu melakukannya pada orang lain. Kau diamkan aku seperti teh yang tak teraduk, menjadi pahit dan hambar yang sempurna. Kau abaikan aku seperti aroma kopi yang menguap di udara, tidak pernah kau nikmati aromanya. Asal kamu tahu, teh dan kopi itu banyak mengandung senyawa flavonoid yang bisa menenangkan. Kamu terlalu asik menikmati ice cream, yang dinginnya hanya sesaat.
Maaf harus kutuangkan rasa pahit ini, kunikmati aromanya, dan kuminum sendiri. Aku akan tetap menikmatinya meskipun pahit, karena inilah cinta. Kamu tak perlu tau rasanya seperti apa, cukup aku saja yang tau. Bahwa kau baik-baik saja itu sudah lebih dari cukup bagiku. Jangan tanya kenapa aku masih duduk menikmatinya, kamu sangat tahu apa alasannya. Kamu juga pasti tahu tak mungkin aku akan duduk selamanya dengan minuman yang sama, aku harus bisa bijaksana bukan! Aku tak akan pernah berhenti percaya akan cinta, pahit manisnya kuterima dengan makna.
Terima kasih untuk minumannya, aku akan tetap duduk menikmatinya. Jika ada waktu duduklah temani aku menikamatinya, akan kuberikan kau minuman yang membuatmu betah disampingku.
-Sarif
-MJK, 27022017
Komentar
Posting Komentar