Aku Pernah

Menyerah mungkin menjadi pilihan terbaik saat semuanya terasa percuma. Saat doa-doa seolah tidak direstui semesta. Saat perjuangan hanya mendapatkan pengabaian. Ah sial, kalau saja dulu aku bisa lebih tegas. Akan kubunuh perasaan ini, dan kuyakin saat ini aku sedang tertawa lepas. Namun kini, aku justru terisak oleh tangis. Kucoba untuk menyembunyikannya di antara bait-bait puisi, meski terdengar skeptis. Semata untuk menutupi perasaan teriris. Bukan karena romantis, tapi menyamarkan tangis memalui diksi-diksi yang manis.

Jika hadirmu hanya untuk menyembuhkan luka lalu pergi lagi setelahnya, bukankah itu hanya akan meninggalkan luka baru untukku? Maka dari itu, kita tidak perlu sebuah temu. Kita tidak perlu secangkir kopi ataupun sebuah puisi. Cukup biarkan aku melangkah dengan pasti. Dan jangan pernah mengirimkan sapa kembali. Sudah cukup aku merasakan sakit hati, sudah cukup aku menelan elegi. Aku percaya suatu saat kelak, waktu akan mengajarimu arti setia dalam kecewa. Dan kamu akan sadar bahwa kesetiaan adalah salah satu bentuk cinta paling sabar. 

Di bawah langit mendung malam ini, aku sedang berkabung atas meninggalnya rasa dalam dada. Aku pernah menjadi yang paling, sebelum akhirnya hanya bisa stalking. Aku pernah menjadi yang teramat sangat,sebelum akhirnya hanya sesekali teringat. Aku pernah menjadi yang pertama, sebelum akhirnya percuma. Aku pernah menjadi yang terkasih, sebelum akhirnya hanya terkisah. Aku pernah menjadi yang paling dicari, sebelum akhirnya ditinggal berlari. Aku pernah menjadi sebuah tujuan, sebelum akhirnya hanya menjadi pilihan. Aku pernah dibuat bahagia, sebelum akhirnya disia-sia. Aku pernah. Aku pernah!

“Luka,

Karenanya aku mengerti apa itu dewasa

Karenanya aku mengerti apa itu kecewa

Karenanya aku mengerti apa itu rela

Karenanya aku mengerti apa itu air mata

Karenanya aku mengerti apa itu patah”

Aku hanya ingin kamu berhenti menyakiti, lagi. Berhentilah mencari, menetaplah dalam hati. Jangan pergi lagi, jadikan aku muara bagi tangis dan tawamu. Sebab aku tidak pernah tahu cara mengejar. Namun, aku tahu betul bagaimana cara menunggu. Pulanglah! Jangan membuat aku terlihat bodoh di mata orang-orang karena menunggu seseorang yang tidak pernah datang. Pulanglah! Ada satu tempat di hatiku, dan aku akan mencintaimu dengan caraku yang terbaik. 

Aku mencintai kamu dengan hati. Karena aku percaya hati akan mengenali hati. Mata mengenali fisik. 


_kopipena 

Komentar

Postingan Populer